Proses Terjadinya Gunung Berapi (Geografi)
Gunung merupakan daratan yang mempunyai perbedaan tinggi dataran pada suatu
daerah sekitarnya. Gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit,
tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Gunung
apabila memiliki puncak lebih dari 610 m dan ada juga gunung yang disebut gunung aktif dan gunung tidak aktif. Mari kita simak penjelasan berikut ini :
Proses Terjadinya Gunung
Gunung terjadi dikarena adanya proses gaya tektonik yang terjadi di dalam
bumi. Proses gaya tektonik tersebut dibagi menjadi 2 yaitu orogenesis dan epeirogenesis.
Proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul menjadi berubah bentuk karena mendapat
gaya tekan dari dalam bumi tumbukan lempeng tektonik. Ada 3 tipe tumbukan
lempeng tektonik, antara lempeng busur
kepulauan dan benua, lautan dan
benua, dan antara benua dengan benua.
Tumbukan lempeng lautan dan benua dapat
menimbulkan bertambahnya sedimen laut terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan
antara lempeng busur kepulauan dengan benua berakibat lempeng lautan menyusup
ke lapisan asthenosfir dan batuan vulkanik dan sedimen menumpuk pada sisi benua
sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California pada zaman Mesozoic.
Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua merupakan proses terjadinya
gunung di himalaya dan ural.
Sedangkan dalam proses
epeirogenesis merupakan gerakan suatu daratan
atau wilayah yang bergerak mendekati atau menjauhi daratan lain sehingga
terjadi gunung yang mempunyai proses panjang. Proses ini juga disebut gerakan
radial karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada
daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih lambat dibandingkan dengan
proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan dataran tinggi
(horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis.
Proses
pembentukan gunung secara epeirogenesis berlangsung menurut skala tahun geologi
yaitu :
Misalnya pegunungan
Himalaya mulai terbentuk dari 45 juta tahun yang lalu karena pergerakan bumi, sedangkan
pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.
Terjadinya
gunung di bagi menjadi 3 proses tingkatan, yaitu:
1.
pertambahan sedimen: lapisan lapisan
sedimen dan batuan vulkanik bertambah dan menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.
2.
Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan
kerak bumi: Sedimen yang terbentuk tadi mengalami
deformasi (perubahan
lempeng bumi menjadi tidak baik) karena
adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-lempeng tektonik.
3.
Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan
blok sesar: tumbukan antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai
lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung. Sedangkan jika
terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng maka akan terbentuk graben
(lembah)
Skema Proses
Terjadinya Pegunungan Himalaya
Sebelum
terbentuk pegunungan Himalaya, terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng
Eurasia yang setiap
tahunya berdekatan. Lempeng India merupakan komposisi
batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik referensi yang berwarna kotak
kuning (Titik Panas) masih berada dibawah . Setelah mengalami proses tumbukan yang sangat lama antara
dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana
terlihat kotak kuning ( Titik Panas) berubah posisi ke tempat yang lebih
tinggi. Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.
Skema
Pembentukan Dataran Rendah (Graben)
Kulit bumi
yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang gerakannya saling
berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga
menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus
dalam jangka waktu yang cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya
tarik sehingga terbentuk dataran rendah hingga palung laut.
Pegunungan di Muka Bumi
Sistem
rangkaian jalur pegunungan di bumi meliputi Pegunungan Cordillera, Amerika
Utara, Pegunungan Andes, Alpin, Ural, Appalache, Himalaya, Caledonia dan
Tasmania.
Ahli Geologi
mengklasifikasikan gunung menurut ketinggiannya dibagi menjadi 3 yaitu gunung tinggi, menengah dan rendah.
PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS
Gunung berapi
atau gunung api secara umum adalah suatu sistem saluran batuan dalam wujud cair atau lava yang memanjang dari kedalaman sekitar 10
km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan
hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus (Lahar).
Terjadinya
Gunung meletus akibat endapan magma atau lava di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah
gunung berapi terbentuk karena endapan lahar.
Letusannya
yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau
lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi
ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
- Gas Vulkani
- Lava dan aliran pasir serta batu panas
- Lahar
- Tanah longsor
- Gempa bumi
- Abu letusan
- Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat
terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida
(CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan
nitrogen (NO2) yang membahayakan jika terhirup oleh manusia.
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi
yang masih berada
didalam perut bumi mengalir ke permukaan melalui kawah
gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai
atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi
masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi lava yang telah keluar dari perut bumi dan berubah menjadi batuan vulkanik
yang dapat terbawa oleh air. Lahar adalah banjir Bandang di
lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung halus sampai
bongkah batu. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah
meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan,
sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air
hujan di sekitar puncaknya.
Awan panas
bisa berupa awan panas aliran lahar, awan panas hembusan yang terbawa angin dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material
letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan
disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material
letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90
km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan
kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan atau dorongan gas yang besar.
Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan
jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan
ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin dan dorongan dari dalam bumi yang sangat tinggi. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sulit untuk bernafas hingga kematian.
Abu letusan
gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
0 Response to "Proses Terjadinya Gunung Berapi (Geografi)"
Post a Comment